Tingkatkan Profesionalisme Bekerja Dengan Continuing Professional Development

By Admin

nusakini.com-- Balai Penerapan Teknologi Konstruksi harus dapat menjadi pelopor pengembangan knowledge management sehingga menjadi pusat riset dan pusat pengetahuan mengenai industri konstruksi nasional.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Panani Kesai saat membuka workshop Continuing Professional Development/Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (CPD/PKB) Ahli Pracetak Prategang dan Ahli Sumber Daya Air di Jakarta, Senin (15/8). 

Menurutnya, CPD merupakan komitmen untuk profesionalisme karena masing-masing individu memiliki tanggung jawab dalam menjamin keterampilan dan pengetahuan, guna menghadapi tantangan perubahan dunia dan dapat bermanfaat bagi individu, lingkungan profesi, dunia konstruksi, maupun masyarakat secara umum. 

Terdapat tiga kata kunci dalam penerapan CPD yaitu mempertahankan, meningkatkan, dan memperluas kompetensi seorang insinyur. Kemudian, poin penting yang perlu dipertegas melalui CPD adalah dapat melindungi masyarakat dari praktek-praktek para praktisi yang tidak berkualitas dan tidak etis dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Keunggulan dari CPD diantaranya innovation and change, lifelong learning, self evaluation dan portofolio. 

"Dengan adanya CPD ini menunjukkan bahwa seorang insinyur profesional bukanlah gelar yang diperoleh hanya berdasarkan sertifikat saja, tetapi merupakan suatu proses panjang dari pengalaman dan pendidikan tambahan yang diperoleh sepanjang karirnya,” ujarnya. 

Panani menambahkan bahwa CPD merupakan log book, selain berguna dalam mendokumentasikan kinerja yang telah dicapai selama jenjang karir, CPD juga menjadi bukti otentik (evidence) yang tidak terbantahkan. 

Bagi pemerintah, dokumen CPD akan menjadi gambaran aset sumber daya manusia (SDM) nasional, misalnya untuk mengetahui seberapa besar kekuatan insinyur Indonesia saat ini yang siap untuk menyokong pembangunan infrastruktur nasional. Dengan adanya workshop ini diharapkan dapat juga memilah dan mendata para instruktur yang kompeten, yang berasal dari asosiasi profesi bidang keahlian tertentu dan mewakili daerah tertentu. (p/ab)